Menghidupkan Partai, Menjadi Partai yang Hidup

Posted by Andi Irwandi Natsir Kamis 0 komentar
Dalam setiap perhelatan kita sering mendengar yel-yel: Kader….. serentak menjawab siap…. PAN ! serentak menjawab: Menang….Hatta Rajasa…… lalu serentak menjawab Presiden, dan selanjutnya kita juga teriak bersama-sama: Hidup PAN! Hidup PAN! Hidup Hatta Rajasa….!.Hidup Amien Rais….! Dan sebagainya….

Selintas yel-yel itu gemanya, juga energi teriakannya akan mengangkat semangat kita memacu kita untuk bergerak seperti yang kita teriakan. Kebiasaan mengkonsolidasikan semangat dan keyakinan dengan teriakan tersebut sebenarnya sudah bermula sejak jaman kerajaan-kerajaan kuno dahulu kala atau mungkin jauh lebih tua dari yang kita ketahui…..

Tapi pernahkah kita bertanya kenapa mesti demikian? Kadang latah membuat apa yang kita teriakan menjadi sesuatu yang tak lagi menimbulkan getaran jiwa yang dapat mengendapkan suatu semangat dan cita-cita sesuai teriakkan yang menggema itu.
Marilah kita mulai dengan pemikiran yang sederhana tentang judul tulisan ini: Menghidupkan Partai.
Apa mungkin kita menghidupkannya? Dengan apa? Bagaimana?.
Baik Saudaraku. Kata sederhana Menghidupkan partai kita ambil perumpamaan terhadap usaha kita menghidupkan api atau membuat api dari gesekan dua benda kering….

Maka munculah api yang dapat membakar. Ilustrasi membuat/menghidupkan api bila kita bawa kedalam pemikiran sederhana menghidupkan Partai berarti kita perlu ada gesekan, ada interaksi antar berbagai elemen untuk menghangatkan suasana. Apakah suasana itu terkait dengan fisik: suatu kemeriahan aktifitas ataupun kesemarakan gagasan yang sengaja muncul untuk digesekan/didiskusikan menjadi bara gagasan yang menghangatkan bahkan mampu membakar menuju cita-cita yang besar.

Sudah lama kita merasakan tak ada lagi kita menghidupkan partai ini…partai ini kering dengan gesekkan yang memanaskan juga membarakan gagasan-gagasan besar yang pernah kita sumbangkan pada negeri ini. Bukankah ketika kita ber-Partai kita sedang juga merenda suatu cita-cita bersama membangun peradaban yang beradap.

Saya ingin mengingatkan bahwa setiap kata yang terangkai dalam kalimat-kalimat di seluruh naskah platform PAN itu adalah gelora idealisme yang berhimpit dengan cita-cita mendirikan Negara besar yang bernama Indonesia. Saya pernah menemukan kata-kata ini dari Hatta Rajasa melalui sms yang dikirim pada pertengahan 2006: It’s culture not politics which determine the success of the country. Saya tidak tahu kata-kata itu empunya siapa… Namun menurut saya itu patut menjadi pegangan kita ketika melangkah dan bertindak sebagai kader Partai.
It’s culture not politics which determine the success of the country: Saudaraku, BUDAYA! bukan politik yang menjadi determinasi (daya dorong,daya dobrak yang tinggi) atas suksesnya sebuah Negara. Budaya yang baik, budaya yang unggul dari suatu bangsa akan mendorong negaranya sukses. Begitu juga dengan PAN. Apa budaya kita? Tindakan apa yang pernah kita lakukan secara terus menerus dan menjadi kebiasaan Partai sebagai organisasi yang bisa di claim sebagai budaya?

Adakah kita telah melakukan suatu tindakan yang bernilai, sekecil apapun yang bisa dikatakan sebagai cirikhas/originilnya orang PAN? Dalam forum-forum yang sederhana saya sering menggugah dengan pertanyaan-pertanyaan: Apakah hari ini kita sudah memasang panji-panji partai kita dengan rapi dan teratur? Apakah hari ini kita telah berpakaian rapi yang membuat orang tertarik dengan kerapian kita?

Apakah hari ini kita telah menyapa sahabat kita, bicara dengan mereka dalam kata-kata yang penuh kesopanan dan membangkitkan semangat? Apakah hari ini kita telah membagi semangat/pengalaman atau apa pun yang kita punya kepada kerabat, tetangga dekat kita? Apakah hari ini kita telah datang ke sebuah undangan rapat dengan tepat waktu?…..

Saudaraku menghidupkan partai adalah melakukan hal kecil, remeh temeh yang bisa memperbanyak tabungan budaya Partai ini. Kembali pada menghidupkan partai dengan perumpamaan gesekan benda untuk mendapatkan api: gesekan gagasan, perlombaan karya fisik yang tentu memiliki aspek kreatif dibandingkan dengan Partai lain yang dapat menjadi gelora,… hidup sekaligus memompa daya hidup. Itulah menghidupkan partai.

Menjadi (kader) Partai yang hidup….sebenarnya kata lain: the living platform…. Kita harus terus menggali diri kita sebagai kader partai untuk menjadi penampakan dari suatu cita-cita partai yang telah tertuang di dalam platform Partai. Platform partai adalah keadaan yang maha ideal yang menjadi rujukan kita bertindak, tak mungkin kita menjadi kader sesempurna yang tersurat maupun tersirat sesuai platform. Marilah kita ambil bagian yang mampu kita pahamkan, lakukan untuk menjadi prototype sebagian kecil dari orang PAN yang termaktub dalam cita-cita Partai.

 Bila setiap kita mampu mengambil satu persatu dari nilai-nilai perjuangan partai dan kita lekatkan dalam setiap langkah dan perjuangan kita maka kumpulan orang-orang yang menempuh usaha seperti yang saya katakan akan menjadi Partai yang hidup. Dimana masyarakat tak lagi harus membaca apa platform PAN? Apa cita-cita yang hendak dicapai PAN bersama rakyat Indonesia? Cukup “membaca” langkah para kadernya…..
Saudaraku, kita masih memiliki beribu kesempatan memperbaiki yang rusak dan meluruskan yang bengkok dari yang kita hadapi. Tebar terus kesadaran kepada sekeliling bahwa tujuan berpartai bukanlah semata mengejar kemenangan yang hanya berarti kekuasaan. Kemenangan dalam makna yang luas itu sangat dahsyat…

 kemenangan atas idealisme, kemenangan gagasan, kemenangan keyakinan, kemenangan atas kebenaran…..dan semua yang bisa disebut dengan kemenangan itu hanya bisa kita dapat apabila ada perlombaan, ada pertarungan. Ayo Saudaraku kita bertarung dengan sekuat apapun yang melekat di dalam jiwa dan badan kita untuk mencapai kemenangan itu.


Tak akan ada kemenangan tanpa pertarungan, tak akan ada pertarungan tanpa suatu perlombaan untuk mencapai kebaikan dan kebajikan. Kita bersama mesti ciptakan ruang-ruang pertarungan untuk bisa memungkinkan partai ini memberikan andil dalam menguatkan budaya bangsa……. (A.S. Muhara)

(Sumber :  http://pan.or.id/2013/04/01/menghidupkan-partai-menjadi-partai-yang-hidup/)

0 komentar:

Posting Komentar